Efek Positif dan Negatif Minum Kopi

Efek Positif dan Negatif Minum Kopi

Sebagian orang beranggapan, minum kopi adalah kebiasaan buruk. Pada kondisi tertentu, hal ini bisa dianggap benar. Pada ibu hamil misalnya, mereka harus menghindari konsumsi kafein karena dapat menyebabkan komplikasi pada janin.

 

Namun di sisi lain, beberapa penelitian mengungkapkan, kopi mempunyai manfaat terapeutik asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Berikut ini adalah manfaat sekaligus efek buruk yang harus Anda ketahui dari minum kopi : Kebaikan

* Teh, kopi, dan cokelat merupakan sumber kafein alami. Ketiganya mempunyai manfaat dan memberikan banyak nutrisi dan antioksidan.

* Penelitian telah menunjukkan bahwa baik biji kakao utuh dan kopi memiliki kemampuan luar biasa untuk melindung otak. Bukti menunjukkan, masyarakat Amerika Latin yang sering minum kopi giling dari biji kopi utuh memiliki risiko kecil terkena Alzheimer dan penyakit Parkinson.

* Kopi meningkatkan metabolisme hingga 20 persen, menurut penelitian. Bahkan bisa memicu mekanisme peremajaan jaringan otot.

* Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi setara dengan dua cangkir kopi satu jam sebelum olahraga juga dapat membantu mengurangi risiko nyeri otot hingga 48 persen. Sebelum olahraga, kopi akan merangsang produksi energi dan pembakaran lemak.

* Kafein melakukan pengambilan glutamat yang merupakan penghambatan di otak Anda, sehingga membuat Anda waspada dan siap beraktivitas.

Keburukan

* Kafein yang terisolasi tidak memberi manfaat kesehatan dari biji kopi dan dapat menjadi racun.

* Pengeringan dan pemanggangan biji kopi berdampak negatif pada kesehatan. Anda dapat mendeteksi kualitas kopi dengan mencium aromanya. Kopi yang tidak memiliki aroma baik mungkin sudah basi dan tidak berguna jika dikonsumsi.

* Minum kopi hitam, harus tanpa gula. Penambah gula tidak akan memberikan manfaat justru akan menyebabkan resistensi insulin.

* Kopi merupakan zat pembentuk asam dalam tubuh Anda. Pengasaman yang berlebihan dalam tubuh bisa menyebabkan masalaha pada otot dan tulang, dan meningkatkan risiko terhadap penyakit degeneratif. Jadi, jika Anda minum kopi, pastikan asupan buah dan sayuran mentah yang tinggi untuk melawan keasaman kopi.

* Minum kopi setelah berolahraga adalah tindakan yang salah.

* Sebagian besar kopi yang dihasilkan telah terkontaminasi dengan pestisida. Untuk keamanan, Anda bisa membeli kopi organik yang bebas pestisida.

* Kopi adalah zat kuat, dan dapat mempengaruhi kelenjar adrenal. Jika Anda mengalami penurunan fungsi adrenal, sebaiknya hati-hati untuk minum kopi.

 

 

Kopi Bisa Menahan Rasa Lapar?

 

Menurut beberapa orang, mengonsumsi kopi baik untuk menunjang program diet karena membantu kita menahan rasa lapar. Benarkah demikian?" (Fitria Suhardono, via e-mail)

 

1

 

Tidak juga. Menurut dr Inge Permadhy, MS, SpGK, spesialis gizi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta, kafein pada kopi berfungsi melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan metabolisme pada tubuh untuk membakar lemak. Namun, bukan berarti kopi mampu menurunkan berat badan. Alasan pertama, kita tidak bisa menakar berapa gelas kopi yang harus diminum agar proses pembakaran lemaknya efektif. Alasan lainnya, ada efek samping apabila kita minum kopi terlalu banyak.

Kafein meningkatkan produksi asam di lambung, sehingga menimbulkan gangguan pencernaan. Selain itu, biasanya kita minum kopi dengan ditambah gula. Ini tentu berpengaruh negatif terhadap kadar gula darah.

Efek kopi yang bisa menahan lapar sebenarnya tidak berlaku pada semua orang. Hubungannya belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Penjelasan paling logis adalah gula dalam kopi menggantikan kebutuhan glukosa pada tubuh. Pada beberapa orang, dampaknya tidak timbul rasa lapar. Namun, itu juga bisa diakibatkan oleh kebiasaan dan perasaan jika sudah minum kopi rasanya sudah kenyang. Daripada minum kopi, saya menyarankan Anda untuk berolahraga bila ingin berdiet.

 

Kopi Kurangi Risiko Diabetes pada Wanita

Minum empat cangkir kopi setiap hari diketahui akan menurunkan risiko seorang wanita menderita diabetes melitus hingga setengahnya. Meski begitu belum diketahui dengan jelas zat aktif apa yang berperan dalam mekanisme tersebut.

 

1

 

Kaitan antara kopi dengan penurunan risiko diabetes sebenarnya sudah lama diketahui para ilmuwan. Salah satunya adalah studi tahun 2004 yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care. Disebutkan bahwa kafein tidak berbahaya untuk diabetesi karena menghalangi pemecahan glukosa.

Studi tahun 2006 terhadap 28.812 wanita menemukan wanita yang minum 6 cangkir kopi dekafein memiliki risiko diabetes 22 persen lebih rendah dibanding yang bukan peminum kopi.

Dalam sebuah penelitian terungkap bahwa kopi akan meningkatkan kadar hormon seks pengikat globulin dalam darah (sex hormone binding globulin/SHBG). Kadar SHBG yang tinggi diketahui akan menurunkan risiko diabetes melitus.

Penelitian teranyar yang dilakukan tim dari Universitas California, Los Angeles dan membandingkan riwayat medis dan kebiasaan minum kopi 359 wanita penderita diabetes dan 359 wanita sehat selama 10 tahun.

Ternyata wanita yang minum empat cangkir kopi setiap hari memiliki level SHBG lebih tinggi dan risikonya untuk menjadi diabetesi turun hingga 56 persen dibanding yang tidak minum kopi.

 

 

Bahaya, Kebanyakan Ngopi Saat Stres

 

 

Ini adalah peringatan bagi mereka yang keranjingan menyeruput kopi. Minum kopi memang dapat memberi manfaat bagi kesehatan dalam batas-batas tertentu. Tetapi bila Anda menenggaknya dalam jumlah berlebihan justru bisa membawa petaka.   

Penelitian terbaru para ilmuwan di La Trobe University Melbourne Australia mengindikasikan, meminum kopi lima gelas atau lebih setiap hari dapat memicu halusinasi. Dalam suatu eksperimen, sejumlah relawan yang menenggak kafein kadar tinggi mengalami halusinasi pendengaran. Mereka mengaku seakan-akan mendengar lantunan musik, padahal lagu tersebut tidak diputar.

Para ilmuwan menggambarkan bahwa kafein merupakan jenis zat psikoaktif yang digunakan secara luas. Menurut mereka, riset ini mengindikasikan pentingnya peringatan akan adanya risiko kesehatan apabila mengonsumsi kopi secara berlebihan.

"Kombinasi kafein dengan stres dapat memengaruhi kecenderungan seseorang mengalami gejala mirip psikosis," ungkap Professor Simon Crowe, dari La Trobe University.

Dalam risetnya, Prof Crowe melibatkan 92 relawan yang dikondisikan mengalami kondisi stres baik ringan maupun berat.  Relawan juga diberi berbagai jenis kopi dengan tingkat kafein beragam. Sebanyak 15 persen dari para relawan melaporkan mengalami halusinasi  atau pengalaman delusional seperti mendengar suara, melihat bayangan hantu, atau merasakan telepati.

"Jika Anda stres dan meminum kafein dalam kadar tinggi , Anda mungkin akan mengalami sesuatu yang tidak nyata, melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada," kata Crowe.

Peminum Kopi Cenderung Menjadi Orang Sukses

 

Kopi selalu menjadi teman kita untuk mengawali hari, atau daya berpikir kita mulai "meredup" di sore hari. Bila Anda termasuk orang yang selalu mengandalkan kopi untuk teman saat bekerja, coba baca hasil survei dari Nespresso ini. Kebiasaan ngopi ternyata bisa menunjukkan seberapa tingkat kesuksesan kita di tempat kerja.

Perusahaan pembuat mesin kopi ini sebelumnya melakukan survei terhadap 2.000 kalangan profesional di Inggris. Survei mengungkapkan beberapa fakta menarik seputar kebiasaan minum kopi. Lebih dari tiga perempat responden (77 persen) yang merupakan manajer golongan top dan senior ternyata lebih memilih kopi ketimbang teh saat bekerja. Orang-orang yang tergolong sangat ambisius (dengan tingkat ambisi 4 dan 5 dari skala 1-5) minum 1,5 cangkir kopi lebih banyak daripada yang dikategorikan kurang ambisius.

Namun alasan mereka memilih kopi ternyata tidak hanya itu. Kopi bagi mereka juga sangat berkaitan dengan status. Terbukti hampir separuh responden (45 persen) mengaku bahwa mereka menganggap kopi memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada teh. 

Kemudian, responden diminta memilih deskripsi pekerjaan mereka yang disesuaikan dari 13 pilihan yang ada, darimanaging director hingga supporting role seperti petugas keamanan atau office boy. Dari sini, responden dikelompokkan ke dalam Top Management, Senior Management, Middle Management, Junior Level, dan karyawannon-office. Pengelompokan ini ditujukan agar para peneliti dapat menentukan responden yang memiliki penghasilan tertinggi. 

Terlihat, 78 persen dari responden dengan gaji yang tinggi mengakui bahwa kopi sudah menjadi kebutuhan bagi mereka, agar mereka merasa lebih "tune in" dan lebih produktif sepanjang hari. Mereka cenderung memilih kopi dengan citarasa yang kuat, seperti espresso atau macchiato. Kedua jenis kopi ini lebih dipilih oleh dua pertiga dari responden yang berada di top management, dan tiga perempat responden yang tergolong "ambisius", ketimbang jenis kopi latte (dengan tambahan susu) dan cappuccino dengan taburan cokelat. Sebaliknya, jenis kopi panas dengan campuran susu lebih jadi favorit responden yang tergolong "kurang ambisius".

Nah, sekarang Anda mungkin tahu alasannya, mengapa meskipun sudah minum lima cangkir kopi sehari tetapi tidak naik-naik pangkat juga. Mungkin Anda terlalu banyak menambahkan susu ke dalam kopi Anda.... 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

source: kompas.com
 

Format Lainnya : PDF | Google Docs | English Version
Diposting pada : Minggu, 11 September 11 - 17:20 WIB
Dalam Kategori : KOPI, INFO KESEHATAN, COFFEE, DAMPAK EFEK POSITIF DAN NEGATIF MINUM KOPI
Dibaca sebanyak : 8650 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback

My Social-Net Accounts, You can Follow.. mungkin suatu hari nanti kita berjodoh (‾⌣‾)♉
ADS & Sponsor
Posting Terbaru Lainnya
Last Visitors
TRANSLATOR
Pengenalan
Kategori
Alexa Rank