Robot Search and Rescue (SAR) UNIKOM Raih Gold Award Indonesia ICT Award 2011 (INAICTA 2011)

Kemampuan robot tersebut sangat menakjubkan. Selain bisa melacak korban di reruntuhan bangunan, korban yang selamat juga bisa berkomunikasi langsung dengan operator. Hal ini bisa dilakukan karena robot ini dilengkapi dengan berbagai sensor seperti sensor suhu, sensor api, sensor jarak, dan sensor gas serta kamera dan mikrofon. Sehingga kondisi korban yang di temukan bisa langsung diketahui dari suhu tubuhnya,masih hidup atau tidak. Kalaupun luka, operator bisa tahu seberapa arah lukanya, kalau masih sadar bisa juga diajak komunikasi melalui radio yang ada di robot.

“Selain dari gambar kamera, kita juga mendengarkan suara yang tertangkap oleh mikrofon robot. Nantinya secara langsung kita bisa berkomunikasi dengan korban yang sadar,” ucap mahasiswa yang telah dua kali membuat robot ini. Robot ini tidak bergerak secara otomatis, tapi dikendalikan oleh seorang operator dengan menggunakan remote control.

Ukurannya hanya 39 cm x 26 cm, bentuknya simpel, namun multifungsi. Robot yang dibuat sekitar Agustus lalu ini menghabiskan dana Rp8 juta, biaya paling mahal yang dikeluarkan untuk pengadaan kamera Rp1 juta. Karena akan digunakan untuk kondisi bencana berbagai fasilitas juga dipasang pada robot ini, salah satunya penyemprot air misalnya dalam kebakaran, serta pencapit yang berfungsi seperti tangan. Untuk semakin memperjelas kondisi di lokasi bencana, robot berwarna kuning ini diberi kamera di bagian atas dan samping.

“Robot ini dapat dikendalikan dalam jarak ratusan meter. Sehingga tidak mengancam keselamatan jiwa operator yang mengendalikannya,” urainya. Robot yang bernama 11 DRUSAR ini berhasil mendapatkan gold medal dan merit award di Indonesia ICT Award 2011 (INAICTA 2011) yang diselenggarakan oleh Kominfo beberapa waktu yang lalu. Ide yang segar dan aplikatif membuat mereka menjuarai kelas aplikatif robot dengan kategori robot for helping human from natural disaster.

Menurut dosen pembimbing Divisi Robotika Unikom Yusrila Herloza, kesulitan yang dihadapi dalam mengaplikasikan robot ini untuk kondisi riil adalah dari segi mekaniknya. “Untuk bisa benar-benar digunakan harus ada bantuan dari bidang mekanik, kami nggak punya tenaga itu. Selain itu juga harus ada ahli untuk logamnya sehingga badan robotnya bisa kuat, sekarang tergantung kemauan yang membiayai research-nya,” urainya